Spinner Icon

Kerja Sama KAI-Perumnas Terganjal Izin

Author Image
Berita Terkini · 2 Mei 2017
Bisnis.com, JAKARTA—Perizinan masih mengganjal pembangunan hunian vertikal dengan konsep transit oriented development di kawasan Stasiun Pondok Cina yang digarap oleh Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).


Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perum Perumnas, mengatakan saat ini rencana ground breaking proyek hunian vertikal dengan konsep transit oriented development di Depok belum dapat dilaksanakan. Padahal, rencananya kegiatan itu akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan April 2017.


Nawir menyebut pihaknya belum mengantongi izin prinsipal terkait proyek itu dari Wali Kota Depok, karena ada beberapa persyaratan yang belum terpenuhi, seperti lebar akses jalan minimal 29 meter.


Perusahaan saat ini hanya memiliki lahan 6 meter untuk jalan, sehingga harus melakukan pembicaraan dengan Universitas Gunardarma yang memiliki lahan di sekitarnya agar dapat memenuhi persyaratan Wali Kota Depok.


“Kami masih dalam pembahasan untuk appraisal-nya. Pada prinsipnya Gunadarma setuju, dan kami dapat melakukan tukar guling lahan agar izinnya cepat keluar,”katanya akhir pecan lalu.


Menurutnya, ada dua opsi yang dapat dilakukan untuk mengganti lahan milik Universitas Gunadarma. Pertama, pembangunan rusun di kawasan TOD Pondok Cina, sedangkan yang Kedua adalah menukar lahan itu dengan tanah milik perusahaan di Pulogebang.


Selain itu, Nawir juga mengaku pembangunan hunian vertikal dengan konsep transit oriented development di Tanjung Barat berjalan lancar.Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan izin prinsipal agar proyek dapat segera dimulai.


Seperti diketahui, sebelumnya Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (persero) sepakat mengembangkan tiga hunian vertikal dengan konsep transit oriented development, dengan kapasitas mencapai total 5.000 unit.


Dalam proyek tersebut, KAI akan menyediakan lahan sedangkan Perumnas yang bertugas melaksanakan pembangunan. Rencananya aka nada 3.600 unit apartemen yang dibangun di Stasiun Bogor dengan lahan seluas 42.000 m2.


Kemudian aka nada 860 unit apartemen di Stasiun Tanjung Barat dengan luas lahan mencapai 10.450 m2, dan 520 unit apartemen di atas lahan seluas 5.539 m2.


 

Artikel Terkait

Lihat Semua

Artikel Terpopuler

Lihat Semua