Spinner Icon

Halaman Minimal, Fungsi Optimal

Author Image
Info Terbaru · 27 Februari 2017
Housing-Estate.com, Jakarta - Di kota-kota besar, yang mengecil bukan hanya luas rumah tapi juga halamannya. Halaman yang sudah mungil itu pun sering dipakai lagi untuk carport atau untuk menambah ruang. Padahal, halaman berfungsi sebagai pengaman dan sumber pengudaraan alami rumah. Apalagi di kota rumah dibuat berderet, sehingga sumber udara alaminya hanya dari halaman depan dan belakang. Itulah sebabnya ventilasi silang berupa bukaan atau lubang ventilasi di dinding depan dan belakang rumah penting, agar udara dari halaman depan dan belakang leluasa bersirkulasi menyejukkan dan menyehatkan rumah.


Jadi, pertahankan halaman depan dan belakang sebagai ruang terbuka dan tanami dengan pepohonan. “Supaya udara segar selalu mengaliri ruang di dalam bangunan,” kata Media Handayawuri, ahli tata lansekap dari Universitas Trisakti (Jakarta). Pohon tidak hanya memproduksi oksigen dan menyerap karbon, tapi juga membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah dan melindungi rumah dari cahaya matahari langsung. Pada rumah yang menghadap ke barat, tanaman rambat bisa ditambahkan menutupi dinding supaya suhu di dalam rumah tetap sejuk. Tanaman yang merambat ke atas ditanam di pojok halaman, sedangkan yang menjuntai ke bawah di planter box (kotak tanaman) di lantai atas.


Agar berfungsi optimal, upayakan menanam pohon yang cukup rimbun baik di halaman depan maupun belakang. “Ketinggian batangnya maksimal 2,5–3 meter, dahan tidak lebar, dan berakar tunjang agar tidak mengganggu struktur bangunan,” ujarnya. Tanaman buah-buahan pun boleh, seperti belimbing, sarikaya, sawo, dan jambu air. Kalau luas halaman terlalu minimal, tanam pohon dalam pot vertikal (berupa rak-rak). Banyak pohon berukuran sedang yang bisa ditanam di pot. “Bahkan tanaman buah pun bisa ditanam di pot yang besar (tambulapot),” kata anggota Ikatan Ahli Lansekap Indonesia (IALI) itu. Taruh pot paling besar itu di rak paling bawah.


Sebagai pemanis, tambahkan area rumput atau semak/perdu di sekitarnya, dan lapisi lantai di bawah pot dengan finishing berpori seperti batu kerikil. Pastikan keberadaan tanaman tidak mengganggu sirkulasi keluar masuk rumah. Bila masih memungkinkan, baik sekali membuat sumur resapan (yang tersambung dengan talang air) berukuran minimal 1 x 1 m2 dengan kedalaman 2 m di halaman depan dan belakang. Kalau tidak bisa, ganti dengan lubang-lubang biopori. Jarak sumur resapan atau lubang biopori jangan terlalu dekat dengan tangki septik.


 

Artikel Terkait

Lihat Semua

Artikel Terpopuler

Lihat Semua