Setiap orang yang bekerja mencari nafkah memiliki tujuan finansial masing-masing. Salah satu impian besar yang dimiliki banyak orang adalah untuk memiliki rumah impian.
Jika kamu berencana membeli rumah dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR), memahami berbagai aspek KPR adalah langkah awal yang tidak boleh dilewatkan. Mulai dari jenis KPR yang tersedia, suku bunga yang berlaku, hingga besaran cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan, semuanya perlu diperhitungkan dengan cermat agar sesuai dengan kondisi keuanganmu.
Untuk membantu proses perhitungan ini, Kalkulator KPR BTN bisa menjadi alat yang sangat berguna. Dengan kalkulator ini, kamu dapat memperkirakan cicilan bulanan berdasarkan harga rumah, tenor pinjaman, dan suku bunga yang berlaku. Ini akan membantumu dalam merencanakan anggaran dengan lebih bijak sebelum mengambil keputusan besar dalam membeli rumah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis KPR, jenis bunga yang ditawarkan dalam KPR, serta cara menggunakan Kalkulator KPR BTN. Yuk, simak selengkapnya!
Key Takeaways:
Perbedaan KPR Konvensional dan KPR Syariah yang Perlu Kamu Ketahui
Sebelum memahami cara menggunakan simulasi KPR BTN, penting bagi kamu untuk mengetahui perbedaan antara KPR konvensional dan KPR syariah. Keduanya memang memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan rumah, tetapi terdapat perbedaan mendasar dalam sistem dan prinsip yang digunakan.
Mengutip dari detikProperti, sebuah platform yang menyediakan informasi terkini seputar properti, berikut adalah perbedaan antara KPR Konvensional dan KPR Syariah (detikProperti, 2023).
1. Pengawasan
Perbedaan pertama terletak pada sistem pengawasan. KPR konvensional berada di bawah regulasi Bank Indonesia sebagai pengawas utama perbankan nasional.
Sementara itu, KPR syariah memiliki pengawasan ganda, yaitu dari Bank Indonesia dan juga Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berada di bawah Dewan Syariah Nasional. DPS bertugas memastikan bahwa semua kebijakan dan produk KPR syariah sesuai dengan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
2. Skema Pembiayaan
Dari segi pembiayaan, KPR konvensional menggunakan skema pinjaman berbunga, di mana bank memberikan kredit kepada nasabah untuk membeli rumah, dan nasabah harus mengembalikan pinjaman tersebut dengan tambahan bunga.
Sebaliknya, KPR syariah tidak menggunakan sistem bunga. Bank syariah menerapkan skema jual beli (murabahah), di mana bank membeli rumah terlebih dahulu, lalu menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga yang sudah ditambah margin keuntungan.
Selain itu, ada juga skema IMBT (Ijarah Muntahiya Bittamlik), yaitu sistem sewa menyewa dalam jangka waktu tertentu yang pada akhirnya mengalihkan kepemilikan rumah kepada nasabah setelah masa akad selesai.
3. Pelaksanaan Akad
Pada KPR konvensional, akad dilakukan hanya sekali, yaitu perjanjian pinjaman antara bank dan nasabah dengan skema kredit berbunga.
Sementara itu, KPR syariah melibatkan dua akad. Akad pertama terjadi antara bank dan developer saat bank membeli rumah. Kemudian, akad kedua dilakukan antara bank dan nasabah, yang mencakup skema jual beli atau sewa menyewa sesuai kesepakatan awal.
4. Sumber Keuntungan Bank
Keuntungan bank konvensional berasal dari bunga yang dibebankan kepada nasabah berdasarkan jumlah pinjaman yang diberikan. Besaran bunga ini dapat berubah sesuai kebijakan suku bunga Bank Indonesia.
Sebaliknya, KPR syariah memperoleh keuntungan dari margin tetap yang sudah disepakati sejak awal transaksi. Misalnya, jika bank membeli rumah seharga Rp1 miliar dan menjualnya kepada nasabah seharga Rp1,5 miliar, maka margin keuntungan bank adalah Rp500 juta.
5. Sistem Cicilan
Besaran cicilan dalam KPR konvensional bersifat fluktuatif karena bergantung pada suku bunga. Jika suku bunga naik, cicilan juga ikut meningkat, begitu pula sebaliknya.
Di sisi lain, KPR syariah menawarkan dua skema cicilan. Skema pertama adalah cicilan tetap (fixed), di mana jumlah cicilan tidak berubah dari awal hingga akhir masa kredit. Skema kedua adalah floating, di mana cicilan bisa meningkat, tetapi nominalnya sudah ditentukan sejak awal akad sehingga lebih terprediksi.
6. Pelunasan Lebih Awal
Pada KPR konvensional, nasabah diperbolehkan melunasi pinjaman lebih cepat dari tenor yang telah ditetapkan, tetapi biasanya dikenakan denda berdasarkan sisa pokok pinjaman.
Sebaliknya, pada KPR syariah, jika nasabah ingin melunasi lebih cepat, bank justru memberikan diskon atau potongan margin tertentu, tergantung pada kebijakan masing-masing bank.
Panduan Simulasi KPR BTN
Berikut adalah panduan lengkap dalam menggunakan simulasi KPR BTN agar kamu bisa memperkirakan cicilan rumah yang sesuai dengan kondisi finansialmu sebelum mengajukan pinjaman. Dengan memahami langkah-langkah berikut, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih skema KPR yang tepat.
1. Pilih Tipe KPR
Langkah pertama adalah menentukan jenis KPR yang ingin digunakan, apakah KPR Konvensional atau KPR Syariah.
KPR Konvensional menggunakan sistem bunga, sehingga cicilan dapat berubah tergantung pada suku bunga yang berlaku.
KPR Syariah menggunakan skema margin tetap, yang berarti jumlah cicilan akan tetap sama hingga akhir masa pinjaman.
2. Pahami Suku Bunga atau Margin
Jika kamu memilih KPR Konvensional, maka perlu memahami dua jenis suku bunga yang berlaku:
Suku Bunga Fix: Pada tahap awal, bunga tetap berlaku, misalnya 5.99% per tahun selama 1 tahun pertama.
Suku Bunga Floating: Setelah masa fix berakhir, bunga akan berubah mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia, misalnya 13.5% per tahun.
Sedangkan untuk KPR Syariah, sistemnya menggunakan margin tetap sebesar 6.75%, sehingga cicilan tidak akan berubah selama masa kredit berlangsung.
3. Tentukan Jenis Rumah: Subsidi atau Non-Subsidi
BTN menyediakan pilihan rumah subsidi dan non-subsidi:
Rumah Subsidi cocok untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan syarat tertentu, biasanya memiliki suku bunga lebih rendah dan cicilan lebih terjangkau.
Rumah Non-Subsidi berlaku untuk semua kalangan tanpa batasan penghasilan, tetapi memiliki suku bunga atau margin yang lebih tinggi dibandingkan rumah subsidi.
Pastikan kamu memenuhi kriteria yang diperlukan jika ingin memilih rumah subsidi.
4. Tentukan Harga Properti
Masukkan harga rumah yang ingin kamu beli dalam kolom Harga Beli Properti. Ini menjadi dasar perhitungan total pinjaman yang akan kamu ambil.
5. Masukkan Uang Muka (DP)
Minimal 15% dari harga rumah harus dibayarkan sebagai uang muka. Misalnya, jika rumah yang kamu inginkan seharga Rp500 juta, maka kamu perlu menyiapkan DP minimal Rp75 juta.
6. Tentukan Lama Pinjaman
Kamu bisa memilih tenor hingga 30 tahun. Tenor yang lebih panjang akan membuat cicilan bulanan lebih kecil, tetapi total bunga atau margin yang dibayarkan menjadi lebih besar.
7. Hitung Simulasi Cicilan
Setelah semua data dimasukkan, sistem akan menampilkan perkiraan cicilan per bulan, seperti:
KPR Konvensional: Cicilan mulai dari Rp2.419.040 per bulan.
KPR Syariah: Cicilan mulai dari Rp3.085.557 per bulan.
8. Evaluasi dan Sesuaikan
Jika cicilan terasa terlalu tinggi, kamu bisa menyesuaikan beberapa variabel, seperti memperbesar uang muka atau memilih tenor yang lebih panjang agar angsuran lebih ringan.
Dengan memahami cara menggunakan simulasi KPR BTN ini, kamu bisa merencanakan pembelian rumah secara lebih matang dan sesuai dengan kemampuan finansialmu.
Wujudkan Impian Bersama KPR BTN
Bank BTN menawarkan berbagai jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan beragam calon pemilik hunian. Mulai dari skema subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah hingga kredit non-subsidi dengan fleksibilitas tinggi, BTN menyediakan solusi pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi finansial dan kebutuhan kamu.
Berikut adalah beberapa jenis KPR yang ditawarkan oleh BTN.
1. KPR BTN Sejahtera
Jenis KPR ini diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki pekerjaan tetap di sektor formal namun bukan peserta Tapera. Menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dikelola oleh BP Tapera, KPR BTN Sejahtera menawarkan suku bunga tetap sebesar 5% serta uang muka ringan mulai dari 1%. Program ini bertujuan untuk membantu MBR mendapatkan hunian dengan cicilan yang lebih terjangkau.
2. KPR Tapera BTN
KPR ini khusus diberikan kepada peserta Tapera yang ingin membeli rumah pertama. Dengan suku bunga tetap sebesar 5% dan tenor hingga 30 tahun, skema ini memungkinkan kamu memiliki rumah dengan uang muka 0%. Proses pengajuan juga cukup sederhana, hanya memerlukan KTP, slip gaji, dan rekening koran sebagai syarat utama.
3. KPR BTN Platinum
Bagi kamu yang mencari pembiayaan rumah dengan fleksibilitas lebih tinggi, KPR BTN Platinum bisa menjadi pilihan. Kredit ini dapat digunakan untuk membeli rumah dari developer maupun non-developer, baik rumah baru maupun rumah second. Selain itu, skema ini juga memungkinkan pembelian rumah yang siap huni atau masih dalam tahap pembangunan (indent). Dengan plafon kredit yang tidak terbatas, tenor hingga 30 tahun, dan suku bunga yang kompetitif, program ini cocok bagi kamu yang ingin memiliki rumah dengan pilihan yang lebih luas.
4. Kredit Pemilikan Apartemen BTN
BTN juga menyediakan kredit khusus bagi kamu yang ingin memiliki apartemen, baik dari developer maupun non-developer. Seperti KPR BTN Platinum, fasilitas ini dapat digunakan untuk membeli unit apartemen yang sudah siap huni ataupun masih dalam tahap pembangunan. Selain itu, tersedia juga opsi take over dari bank lain jika kamu ingin memindahkan kredit yang sedang berjalan ke BTN.
5. Kredit Agunan Rumah (KAR) BTN
Jika kamu sudah memiliki properti seperti rumah, apartemen, ruko, atau rukan dan membutuhkan dana tambahan untuk keperluan konsumtif, Kredit Agunan Rumah (KAR) BTN bisa menjadi solusi. Fasilitas ini memungkinkan kamu mendapatkan dana dengan menjaminkan properti yang dimiliki, sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan finansial lainnya.
6. Kredit Bangun Rumah BTN
Bagi kamu yang memiliki tanah sendiri dan ingin membangun rumah, BTN menyediakan fasilitas Kredit Bangun Rumah. Program ini menawarkan plafon kredit yang fleksibel dengan tenor hingga 10 tahun serta suku bunga yang bersaing. Dengan skema ini, kamu bisa membangun rumah sesuai keinginan tanpa harus menunggu dana terkumpul sepenuhnya.
7. Kredit Pemilikan Rumah Toko (Ruko) BTN
Untuk kebutuhan properti komersial, BTN menawarkan Kredit Pemilikan Rumah Toko (Ruko), yang dapat digunakan untuk membeli ruko, rukan, atau kios. Skema ini cocok bagi kamu yang ingin memiliki tempat usaha sendiri dengan sistem pembayaran cicilan yang lebih ringan dibandingkan membeli secara tunai.
Dengan berbagai pilihan KPR yang tersedia, Bank BTN memberikan solusi pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kamu. Baik untuk pembelian rumah pertama, apartemen, ruko, hingga pembangunan rumah di atas lahan sendiri, BTN memiliki produk yang dapat membantu mewujudkan impian memiliki hunian atau properti yang diinginkan.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut berbagai solusi yang ditawarkan BTN? Kunjungi website kami untuk mempelajari lebih lanjut!

