Bisnis.com, JAKARTA — Berkaca pada pengalaman Malaysia dengan kota mandiri Sunway, Indonesia dinilai tidak memiliki kota mandiri yang secara spesifik merupakan pengembangan dari lahan tak potensial.
Wacana pembangunan 10 kota mandiri publik yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 pun masih belum bisa dipastikan kelanjutannya.
Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara menuturkan meski tidak mirip Sunway, pengalaman mengubah kawasan juga pernah dilakukan Indonesia seperti yang terjadi pada Ancol dan Pantai Indah Kapuk.
Grup Ciputra dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) sudah menyulap rawa-rawa bernama Ancol menjadi kawasan rekreasi dan wisata. Rawa Ancol dengan luas 552 hektare (ha) matang setelah dilakukan pengurukan selama sekitar 3 tahun hingga Februari 1966.
Sementara itu, kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) yang mengembangkan lahan seluas total 6.000 ha sejak 1986 juga dinilai belum bisa disebut sebagai kota mandiri. Pasalnya, BSD dipandang masih berupa kota satelit yang sedang bertransformasi menuju kota mandiri.
Adapun kota satelit berarti kota yang masih bergantung pada kota induk. Kota satelit hanya mengembangkan perumahan dan fasilitas tapi belum menciptakan lapangan kerja yang membuat orang mencari nafkah di sana.
Menurut Dani, idealnya untuk menjadi sebuah kota mandiri baru, tidak boleh membebani transportasi ke pusat kota induk.
“Kita bukan tidak mungkin. Tetapi, larinya dari apa dulu? Sebuah fungsi pekerjaan yang membuat orang tertarik di sana mungkin. Misalnya, kawasan industri terbentuk komunitas baru, makin lama makin ramai,” terangnya kepada Bisnis, Minggu (18/3/2018).
Dani juga menggarisbawahi beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan kota mandiri dengan belajar lewat negara lain. Poin utama adalah jauh sebelum merencanakan kota mandiri, pemerintah mesti memiliki andil besar dalam merancang infrastruktur secara matang.
Jika sebuah kota dirancang bagi populasi 1.000 penduduk, maka pemerintah sudah mempersiapkan kebutuhan air dan listrik di wilayah itu serta jangkauan transportasi ke pusat kota. Contohnya, Jepang yang sudah merancang pembangunan kampus, kantor pemerintahan, serta stasiun sejak awal.
“Pemerintah terlibat, jadi begitu terjadi semua infrastruktur pengembangannya sudah menunjang. Kalau kita terbalik karena dari kita yang punya usulan kota baru swasta,” paparnya.
Sehingga, lanjut Dani, pemerintah di Indonesia terlihat tak ikut merencanakan pengaturan pertumbuhan suatu wilayah dan hanya berjalan mengikuti perkembangan yang terjadi.
Adapun Sunway berjarak sekitar 30 menit dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA) II. Kota mandiri yang dibangun sejak 1986 itu dulunya hanya berupa lahan pasir bekas penambangan timah yang terabaikan.
Sekarang, kawasan seluas 800 ha itu tidak hanya memiliki area residensial tapi juga hotel, area komersial, perkantoran, kampus, hingga taman hiburan.
Sumber : properti.bisnis.com