BANYUMAS, KOMPAS.com - Kamu milenial dan baru meniti karir di dunia kerja? Yuk mulai investasi properti sejak sekarang!
Tapi sebelumnya, kamu harus tahu bahwa nilai properti setiap tahun pasti mengalami kenaikan.
Aset properti atau rumah pribadi juga bisa menjadi pertimbangan calon mertua, untuk menerima Kamu jadi menantunya.
Seperti yang dialami Teteg Surya (27). Pemuda asal Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah, ini memilih untuk membeli unit rumah tapak di Perumahan Grand Safira, Desa Babakan, Kecamatan Kalimanah sejak satu tahun lalu.
Bagi dia, membeli hunian pribadi tak harus menunggu menikah dulu atau memiliki penghasilan yang tinggi.
Surya yang merupakan karyawan swasta di Purwokerto itu sadar benar jika harga properti setiap tahun semakin melonjak.
“Kalau dihitung sama saja, setiap tahun gaji kita memang bertambah, tapi harga properti juga semakin naik. Setelah aku pikir lagi, lebih baik beli rumah secepat mungkin saat harganya masih normal sehingga jumlah cicilan KPR tidak terlalu besar,” ungkap Surya saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/2/2020).
Pada saat teman sejawatnya saling mengejar gengsi membeli mobil baru namun tinggal di kamar kost atau rumah kontrakan, Surya telah selangkah lebih maju dengan memiliki rumah pribadi.
Meskipun konsekuensinya dia harus merelakan 30 persen penghasilannya untuk membayar cicilan setiap bulan.
Surya menjelaskan, saat ini penghasilannya mencapai Rp 4,5 juta per bulan. Sementara jumlah cicilan rumah barunya sekitar Rp 1,688 juta per bulan fixed dua tahun.
Angka ini didapat setelah Surya membayar uang muka atau down payment (DP) sebesar Rp 36,75 juta untuk rumah seharga Rp 245 juta.
Dengan demikian pagu KPR yang didapat senilai Rp 208,2 juta. Surya mampu mencicilnya dengan kisaran angka Rp 2 juta per bulan pada tahun ketiga.
Besaran cicilan pada tahun ketiga dan seterusnya hingga masa tenor 30 tahun, bergantung pada suku bunga acuan Bank Indonesia. Namun demikian, menurut Surya, hal ini pantas untuk diperjuangkan.
“Tapi menurutku masih worthed sih, daripada harus sewa kost atau kontrakan rumah Rp 1 juta per bulan, mending ditambahin sedikit buat nyicil rumah,” ujarnya.
Saat membeli rumah, Surya memanfaatkan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) khusus milenial dari PT Bank BTN (Persero) Tbk.
“Rumah bagiku adalah aset paling penting karena memang kebutuhan primer, tidak mungkin juga kan kalau besok kita ajak anak istri tidur di mobil,” imbuh Surya.
Cermat memilih rumah dan KPR
Surya merupakan contoh konkret, satu dari sekian milenial yang sadar betapa pentingnya berinvestasi properti.
Seperti yang dikemukakan Team Leader Sapphire Group Purwokerto Nugrahaeni Mutmainnah, bahwa minat generasi milenial terhadap properti masih belum dominan.
Dari data penjualan tahun 2019, pembeli yang berusia kurang dari 30 tahun hanya 18 persen.
“Menurut saya rendahnya minat beli kaum milenial adalah karena faktor penghasilan yang belum ideal dan juga mereka belum percaya diri untuk ambil unit,” kata Nugrahaeni, Sabtu (15/2/2020).
Nugrahaeni menyebut, rentang harga rumah petak produk Sapphire Group yakni antara Rp 200 juta hingga Rp 1,2 miliar.
Sementara, daya beli masyarakat Purwokerto dan sekitarnya masih berkisar di bawah harga Rp 500 juta.
Untuk dapat mengakses perumahan ini, sebenarnya tidak begitu sulit. Kamu hanya harus pintar memanfaatkan kesempatan program-program yang ditawarkan pengembang, dan mnegatur pengeluaran bulananmu.
Tips pertama, perhatikan besaran penghasilan Kamu. Penghasilan Rp 4 juta dapat dibilang masih cukup aman untuk membeli properti di luar kawasan Jadebotabek yakni di daerah-daerah seperti Jawa Tengah.
Kedua, sesuaikan dengan kebutuhan Kamu. Bagi lajang atau keluarga kecil masih cukup layak untuk memilih tipe produk dengan luas bangunan di bawah 50 meter persegi.
Lokasi juga penting untuk diperhatikan. Semakin dekat dengan kota maka akan semakin mahal harga pokok tanahnya, otomatis pagu kredit yang akan Kamu ajukan juga akan semakin tinggi.
Keempat, pilih developer atau pengembang yang memiliki kredibilitas bagus. Hal ini dapat dilihat dari profil perusahaan dan rekam jejaknya, jumlah proyek, serta riwayat penjualan hingga legalitas perumahan.
“Bisa cek lewat kolega yang sudah membeli rumah di sana atau bisa cek lewat testimoni pelanggan yang ada di medsos developer-nya, atau di asosiasi pengembang seperti REI,” katanya.
Perkembangan harga properti di suatu perumahan tidak dapat terlepas dari kualitas produk dan fasilitas umum penunjang yang disediakan oleh pengembang.
Untuk itu, perlu diketahui juga fasilitas apa saja yang nantinya akan dibangun oleh pengembang.
KPR khusus milenial
Demi menarik nasabah milenial rentang usia 21 hingga 35 tahun, PT Bank BTN (Persero) Tbk menawarkan promo khusus bertajuk KPR Gaeesss! for Millennials.
Jenis produk yang ditawarkan yakni Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN Platinum dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) BTN Platinum.
Namun, hal ini dengan catatan, calon debitur harus memiliki penghasilan tetap dan masa kerja minimal satu tahun.
“Karena debitur kita milenial, jangka waktu (tenor) kredit bisa sangat panjang, untuk KPA maksimal 20 tahun, sedangkan KPR maksimal 30 tahun,” ungkapnya.
Untuk suku bunga, lanjut Woro, BTN menyesuaikan dengan promo apa yang sedang berjalan. Pada momen ulang tahun ke-70 kali ini, BTN memberikan ‘Kado Beruntung Homiversary’ dengan bunga 8,99 persen tetap selama dua tahun.
Selain itu, ada tawaran diskon biaya provisi 30 persen, diskon biaya administrasi 30 persen dan diskon asuransi jiwa 10 persen.
"Calon debitur juga berhak dapat cashback tabungan secara langsung sebesar Rp 250.000 jika mengunggah foto akad kredit di Instagram dengan hastag #bankbtn #homiversary #kprgaeesssformillennials #juaranyakpr,” tutur Woro.
Seluruh biaya proses dapat dimasukkan ke dalam maksimal kredit selama masih memenuhi ketentuan rasio kredit atau loan to value (LTV).
“Di BTN Properti juga ada banyak fitur lain seperti katalog produk dari seluruh pengembang yang menjadi mitra BTN, informasi promo dan artikel yang bermanfaat bagi debitur yang berencana mengambil properti,” pungkasnya.
Sumber : properti.kompas.com