Spinner Icon

Nilai Plus Rumah Mungil

Author Image
Info Terbaru · 2 Agustus 2017
Housing-Estate.com, Jakarta - Di kota besar luas rumah memang seharusnya secukupnya saja agar tetap tersedia ruang terbuka yang memadai. Kebanyakan orang mengidamkan rumah besar. Rumah mungil di atas kaveling kecil kerap dikeluhkan. Padahal di kota-kota besar, rumah mungil adalah keniscayaan. Bukan hanya karena harga tanah yang kian mahal, tapi juga karena di kota umumnya orang lebih banyak beraktifitas di luar rumah. Rumah berfungsi sebagai hotel alias tempat tidur saja. Selain itu di kota yang padat, rumah memang seharusnya kompak, agar tetap tersedia ruang publik dan ruang terbuka yang cukup. Dengan ukuran yang kecil, harga rumah pun lebih terjangkau, selain praktis diurus serta mudah dan murah dipelihara. Itulah nilai plus rumah mungil.


Kelebihan lain rumah mungil, “kemanamana dekat”, merujuk kepada ruangnya yang terbatas. Pernyataan itu memang kerap dikemukakan sebagai olok-olok, tapi sesungguhnya ada benarnya. “Di rumah mungil, hubungan antar-penghuni akan lebih dekat dan akrab,” kata Farrizky Astrawinata, arsitek dari studio arsitektur Moreids (Jakarta Selatan). Komunikasi penghuni juga lebih lancar, semua masalah di rumah cepat diketahui sehingga bisa dibicarakan segera solusinya, toleransi dan kerjasama lebih mudah dipupuk.


Bayangkan bentuk relasi, sikap, budaya, dan cara berkomunikasi yang akan muncul di rumah besar dengan setiap penghuni memiliki kamar yang luas dilengkapi kamar mandi dan sarana hiburan sendiri di dalamnya. Cuek, egois, individualistis, dan sibuk dengan urusan masing-masing? Komunikasi pasti lebih tidak mudah, problem penghuni tidak akan cepat diketahui, biaya perawatan rumah juga pasti lebih besar.


Memang, ruang yang terbatas bisa memicu masalah di rumah mungil. Yaitu, problem ruang gerak yang bisa memicu gesekan atau konflik dan penyimpanan barang. Namun, masalah itu bisa diatasi melalui desain dan penataan ruang serta perubahan gaya hidup. Berikut tipsnya.


Seperlunya dan Multifungsi


Seperlunya dan Multifungsi


Ada tujuh ruang yang paling dibutuhkan di sebuah rumah: ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan, kamar mandi, ruang tidur, dan ruang terbuka. Di rumah mungil pastikan yang diadakan hanya ruang yang benar-benar diperlukan. Semua ruang kecuali kamar tidur dan kamar mandi dibuat tanpa sekat. Untuk itu beberapa ruang bisa dibuat dual atau multifungsi. “Misalnya, ruang tamu merangkap ruang keluarga, karena sekarang jarang ada yang bertamu,” kata Farrizky.

Contoh lain, dapur bisa sekaligus menjadi ruang makan dan ruang kerja atau bahkan ruang tamu, karena tamu yang datang ke rumah biasanya kerabat, teman akrab atau tim kerja. Untuk itu dapur bisa diletakkan di area depan, tidak lagi di belakang. Jadi sambil memasak, penghuni bisa berbincang dengan tamu atau tim kerjanya. Terkait desain ruang itu, selain kitchen set di dinding dapur bisa dibuatkan ambalan untuk meletakkan pesawat TV dan buku-buku. Tempat makan dekat dapur bisa berupa minibar, atau meja kecil bulat dengan rak tempat menaruh makanan di bawahnya dilengkapi 2–4 empat kursi mungil tanpa lengan. Saat tidak digunakan, minibar atau meja makan itu bisa difungsikan sebagai tempat duduk tamu, tempat bekerja atau belajar.


kamar-mandi
kamar-tidur

Kamar Mandi


Housing-Estate.com, Jakarta - Kamar mandi cukup satu saja tapi agak luas. Jadi bisa untuk mandi sekaligus berganti pakaian. Sementara dekat pintu masuknya bisa diletakkan mesin cuci serta mini powder room+wastafel. Yang menunggu giliran mandi bisa mencuci dulu atau gosok gigi di wastafel, kemudian digantikan yang selesai mandi yang mau berdandan. Pada rumah dua lantai, kamar mandi bisa diletakkan di lantai bawah bersama dapur agar mudah diakses semua penghuni.


Kamar Tidur


Kamar tidur memang tidak bisa dibuat mutlifungsi dan tanpa sekat karena membutuhkan privasi. Tapi bagi keluarga dengan dua anak, kamar tidur bisa dibuat dua saja: kamar utama dan kamar anak. Bila kedua anak laki-laki, di kamar anak bisa dibuatkan ranjang bertingkat dilengkapi dua meja belajar berikut ruang-ruang penyimpanan. Kalau jenis kelamin anak berbeda, buatkan lantai mezanin untuk kamar anak yang satu dengan akses tersendiri. Untuk itu tinggal meninggikan plafon rumah.





carport
standar-luas-ruang
Penyimpanan


Housing-Estate.com, Jakarta - Tempat penyimpanan bisa memanfaatkan semua furnitur, dinding, dan sudut rumah yang kosong. Furnitur pilih yang built in (dibuat sesuai ukuran ruang), simpel, kompak, dan multifungsi. Area bawah ranjang, meja, minibar, dan anak tangga misalnya, bisa dilengkapi laci-laci penyimpanan. Bahkan, meja kecil di ruang tamu bisa didesain begitu rupa sehingga bisa ditegakkan dan ditarik ke tengah sofa sebagai pemisah antara dua orang yang duduk di sofa sekaligus pegangan dan tempat meletakkan penganan. Bila tamu sudah pulang, meja ditaruh kembali secara horizontal seperti biasa. Sedangkan di dinding atau pojok ruang bisa diadakan lemari gantung dan rak-rak (ambalan).


Gaya Rumah, Pewarnaan, Bukaan


Rancangan rumah mungil simpel saja, fokus pada fungsinya. Pewarnaan baik eksterior maupun interior, pilih yang terang dengan satu warna dominan ditambah satu atau dua warna aksen. Rumah akan terasa makin lapang dan terang bila dilengkapi banyak bukaan seperti jendela kaca dan lain-lain. Majalah ini sudah sangat kerap mengulas aneka siasat desain yang bisa membuat rumah mungil tetap nyaman didiami.


carport
standar-luas-ruang

Carport


Housing-Estate.com, Jakarta - Di rumah mungil masih mungkin menyediakan carport di depan dengan memilih rumah yang memiliki lebar kaveling 5–6 meter. Dua meter dipakai untuk carport, sisanya untuk sirkulasi (jalur masuk-keluar rumah) dan area terbuka. “Acuannya ukuran ranjang di kamar tidur. Bila ukuran ranjang king size 2 x 2 meter, lebar bangunan (kaveling) rumah yang dipilih setidaknya empat meter. Kalau rumah akan dilengkapi carport, lebar kavelingnya tentu harus lebih besar. Untuk membuat rumah mungil tetap nyaman, intinya memang di perencanaan,” kata Danny Wicaksono, arsitek muda dari Studio Dasar (Tangerang Selatan, Banten).


Standar Luas Ruang


Memang, tetap ada standar luas ruang untuk bisa hidup cukup nyaman di sebuah rumah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) misalnya, mematoknya 9 m2 per orang. Itu artinya untuk keluarga yang terdiri dari ayah-ibu dengan dua anak, luas rumahnya paling sedikit 36 m2. Desainer Dina Hartadi dari Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jakarta menyetujui standar itu. “Kurang dari itu sudah kekecilan, cocoknya hanya untuk apartemen,” katanya. Tapi Danny masih bisa menoleransi luas rumah di bawah 36 m2, dengan alasan setiap orang punya toleransi ruang yang berbeda tergantung karakter dan gaya hidup masing-masing.


udara-dan-cahaya-alami

Udara dan Cahaya alami


Dengan mengefisienkan tata ruang, tersedia area yang cukup luas untuk ruang bersama: ruang keluarga/ruang tamu yang menerus dengan ruang makan dan dapur tanpa sekat. Selain itu ruang terbuka hijau di belakang dan depan rumah bisa dipertahankan, tidak diokupasi untuk menambah ruang. Yang terakhir ini perlu agar rumah tidak sumpek, karena tetap mendapat sirkulasi udara dan cahaya alami yang memadai. Untuk itu pastikan rumah memiliki lubang-lubang udara dan bukaan yang cukup.


Gaya Hidup Dengan kata lain, di rumah mungil gaya hidup juga harus disesuaikan, sepraktis mungkin. Barang-barang misalnya, yang dipertahankan yang memang diperlukan. Selebihnya diapkir atau diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Barang pajangan juga secukupnya. Dan yang lebih penting, di rumah mungil kita harus belajar toleran, sabar, saling menghargai dan menahan diri, sehingga rumah terasa hangat. Mandi misalnya,


harus bergiliran. Ketika minibar atau meja makan dipakai untuk belajar, penghuni yang lain harus rela mematikan dulu pesawat televisi. Berbicara juga lembut saja. Orang tua juga harus berusaha mengontrol emosi dan berbicara baik-baik di kamar bila berselisih.


Duduk sendiri bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang. Begitulah kredo hidup di rumah mungil. Artinya, di rumah mungil hidup tetap akan terasa lapang bila ada kesadaran, tenggang rasa, tidak semaunya. Dan budaya itu bagus untuk sebuah kota yang sesak dan majemuk. Itulah nilai paling plus dari rumah mungil.


 

Artikel Terkait

Lihat Semua

Artikel Terpopuler

Lihat Semua