Spinner Icon

Penyaluran KPR BTN Naik 29,2 Persen

Author Image
Admin BTN Properti
Berita Terkini · 19 April 2017
Housing-Estate.com, Jakarta - Bank BTN dapat melewati tahun 2017 dengan mulus. Di tengah tertekannya kondisi bisnis properti pada triwulan I tahun 2017 BTN berhasil menaikkan porsi penyaluran KPR 18,7 persen sebesar Rp169,6 triliun. Pertumbuhan kredit itu jauh melampaui angka pertumbuhan rata-rata perbankan nasional sebesar 8,4 persen. Sejalan dengan meningkatnya penyaluran kredit laba yang diperoleh naik 21 persen senilai Rp594 miliar.


“Pertumbuhan kredit ini didorong penyaluran KPR yang porsinya mencapai 90,3 persen, naik 29,62 persen. Kredit konstruksi juga tumbuh 18,4 persen dan kredit komersial meningkat 20,5 persen,” ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono di Jakarta, Senin (17/4).


Dikatakan, kinerja positif ini membuktikan komitmen Bank BTN terhadap program sejuta rumah. Hingga kuartal pertama 2017 BTN sudah membiayai 271.679 unit rumah senilai Rp27,44 triliun. Dari sisi permintaan Bank BTN telah menyalurkan sebanyak 44.442 unit pembiayaan KPR untuk rumah subsidi dan non subsidi senilai Rp7,24 triliun. Sementara dari sisi suplai total nilai proyek yang dibiayai Bank BTN sebanyak 227.237 unit senilai Rp20,21 triliun.


Seluruh aktivitas perusahaan secara umum tumbuh positif, pendapatan bunga tumbuh 8,7 persen dari Rp4,19 triliun menjadi Rp4,56 triliun. Pencapaian ini didorong tingginya pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas kredit. Sementara biaya bunga hanya naik sebesar 4,9 persen menjadi Rp2,52 triliun. Pendapatan operasional juga naik 36,79 persen kontribusi dari pendapatan komisi, provisi, dan administrasi yang tumbuh sebesar 27,38 persen.


Pertumbuhan kredit dan pembiayaan ini ikut mendongkrak kenaikan aset BTN sebesar 20,1 persen dari Rp214,3 triliun. Kualitas kredit juga meningkat dengan turunnya kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menjadi 3,34 persen dari sebelumnya 3,59 persen. “Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga menanjak di level 20 persen menjadi Rp157,42 triliun, sementara pertumbuhan industri hanya 8,9 persen. Giro menjadi pendorong terbesar DPK yang tumbuh 29,3 persen, deposito tumbuh 21,59 persen, dan tabungan tumbuh 5,85 persen,” imbuh Maryono.


 

Artikel Terkait

Lihat Semua

Artikel Terpopuler

Lihat Semua