Tips KPR Rumah Agar Disetujui dan Lancar
Mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) memang menjadi salah satu langkah penting untuk mewujudkan impian memiliki rumah sendiri. Namun, banyak orang yang mengira bahwa proses pengajuan KPR rumit dan penuh tantangan, terutama bagi kamu yang belum memahami persyaratan serta langkah-langkah yang harus dipersiapkan dengan baik. Tidak sedikit pengajuan KPR yang akhirnya ditolak karena faktor-faktor yang sebenarnya bisa diantisipasi sejak awal.
Agar proses pengajuan KPR kamu berjalan lancar dan peluang persetujuannya semakin besar, ada beberapa tips penting yang perlu kamu perhatikan. Mulai dari mempersiapkan dokumen yang lengkap, memastikan kondisi keuangan sehat, hingga memilih bank dengan program KPR yang sesuai dengan kebutuhanmu. Artikel ini akan membahas berbagai strategi yang bisa membantu kamu melewati proses KPR dengan lancar.
Key Takeaways:
Tidak sedikit pengajuan KPR yang akhirnya ditolak karena faktor-faktor yang sebenarnya bisa diantisipasi sejak awal.
Agar proses pengajuan KPR kamu berjalan lancar dan peluang persetujuannya semakin besar, ada beberapa tips penting yang perlu kamu perhatikan.
Kredit Pemilikan Rumah, atau yang lebih dikenal dengan singkatan KPR, merupakan solusi pembiayaan yang memudahkan kamu untuk membeli rumah dengan sistem cicilan.
Dalam dunia pembiayaan properti, ada berbagai jenis KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang bisa kamu pilih, tergantung pada kebutuhan dan tujuan dalam memiliki properti.
Salah satu keunggulan utama menggunakan KPR adalah kesempatan untuk berinvestasi dalam jangka panjang.
Apa Itu KPR Rumah?
Kredit Pemilikan Rumah, atau yang lebih dikenal dengan singkatan KPR, merupakan solusi pembiayaan yang memudahkan kamu untuk membeli rumah dengan sistem cicilan. Melalui fasilitas ini, kamu tidak perlu membayar harga penuh di awal.
Kamu hanya perlu menyiapkan uang muka (DP) sesuai ketentuan, kemudian sisa pembayarannya bisa dicicil dalam jangka waktu yang disepakati. Program KPR dapat menjadi opsi ideal untuk kamu yang ingin segera memiliki rumah, tetapi belum memiliki cukup dana untuk membayar secara tunai.
Syarat KPR
Jika kamu berencana mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ada beberapa persyaratan yang perlu kamu penuhi. Mengutip dari ekonomi.bisnis.com, sub-situs dari Bisnis.com, portal berita yang berfokus pada berita-berita ekonomi, bisnis, dan keuangan di Indonesia, berikut adalah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi saat mengajukan KPR. (Ekonomi.bisnis.com, 2023).
1. Dokumen Identitas
Kamu perlu menyiapkan dokumen identitas seperti KTP, baik milik pribadi maupun pasangan (jika sudah menikah), serta Kartu Keluarga.
2. Bukti Penghasilan
Bank akan meminta bukti penghasilan sebagai bagian dari penilaian kemampuan finansialmu. Untuk karyawan, biasanya berupa slip gaji atau surat keterangan penghasilan. Sementara itu, untuk wirausaha, diperlukan laporan keuangan.
3. Dokumen Pajak
Kalau kamu mengajukan KPR dengan nilai lebih dari Rp100 juta, kamu wajib menyertakan NPWP pribadi. Untuk kredit di atas Rp50 juta, tambahan dokumen berupa SPT PPh pribadi juga akan diminta.
4. Dokumen Kepemilikan Rumah
Jika kamu membeli rumah dari pengembang, kamu harus menyiapkan salinan sertifikat induk atau pecahan serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sedangkan untuk pembelian rumah dari individu, cukup menyiapkan salinan sertifikat rumah.
5. Ketentuan Usia
Usia pemohon KPR harus minimal 21 tahun saat pengajuan, dan maksimal 55 tahun saat masa kredit berakhir.
6. Penghasilan Tetap
Kamu juga harus memiliki penghasilan yang stabil dan cukup untuk membayar cicilan rumah setiap bulan.
7. Riwayat Kredit yang Baik
Bank akan memeriksa catatan kreditmu. Memiliki riwayat kredit yang bersih dan baik akan memperbesar peluang pengajuan KPR kamu disetujui.
5 Jenis KPR
Dalam dunia pembiayaan properti, ada berbagai jenis KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang bisa kamu pilih, tergantung pada kebutuhan dan tujuan dalam memiliki properti. Berikut ini beberapa tipe KPR yang tersedia di Indonesia.
1. KPR untuk Pembelian Rumah
Jenis ini adalah bentuk KPR yang paling banyak digunakan. Dengan mengajukan KPR ini, kamu bisa membeli rumah baru ataupun rumah second. Rumah yang kamu beli nantinya akan menjadi agunan atau jaminan atas pinjaman yang diberikan bank.
2. KPR untuk Renovasi Rumah
Tidak hanya untuk pembelian, KPR juga bisa dimanfaatkan untuk renovasi rumah. Lewat fasilitas ini, kamu bisa mendapatkan pembiayaan dari bank—baik bank swasta maupun bank milik negara—untuk memperbaiki, memperluas, atau memperbaharui hunian yang sudah kamu miliki.
3. KPR untuk Pembelian Tanah
Bagi kamu yang berencana membangun rumah dari awal, KPR untuk pembelian tanah bisa menjadi solusi. Melalui jenis pembiayaan ini, kamu bisa mengajukan pinjaman untuk membeli sebidang tanah, di mana tanah tersebut akan dijadikan jaminan oleh pihak bank.
4. KPR untuk Pembelian Apartemen
Selain rumah tapak dan tanah, KPR juga bisa kamu gunakan untuk membeli unit apartemen. Mengingat tingginya minat terhadap hunian vertikal, harga apartemen terus mengalami kenaikan. Dengan memanfaatkan fasilitas KPR, kamu tetap bisa memiliki apartemen dengan cara mencicil yang lebih ringan.
5. KPR Take Over
Jika kamu sudah berhasil mengajukan KPR di satu bank tetapi ingin mendapatkan bunga yang lebih rendah atau syarat yang lebih menguntungkan, kamu bisa mempertimbangkan opsi KPR Take Over. Ini adalah proses memindahkan pinjaman KPR kamu dari bank lama ke bank baru yang menawarkan ketentuan lebih baik.
KPR Subsidi dan KPR Non Subsidi
Ketika berbicara soal Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ada dua jenis utama yang bisa kamu pilih, yaitu KPR subsidi dan KPR non-subsidi. Keduanya punya perbedaan mendasar yang perlu kamu pahami agar bisa menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan.
1. Perbedaan Sumber Pendanaan
Saat memilih Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kamu akan menemukan dua jenis utama: KPR subsidi dan KPR non-subsidi. Salah satu perbedaan paling mendasar di antara keduanya adalah sumber pendanaannya. KPR subsidi mendapatkan dukungan pembiayaan dari Pemerintah, sehingga beban biaya cicilan menjadi lebih ringan untuk masyarakat yang memenuhi syarat.
Sementara itu, KPR non-subsidi sepenuhnya dikelola oleh bank, tanpa adanya bantuan subsidi. Segala ketentuan mengenai suku bunga dan plafon kredit ditetapkan berdasarkan kebijakan internal masing-masing bank.
2. Kelompok Sasaran yang Berbeda
Perbedaan berikutnya terlihat dari siapa saja yang bisa mengajukan. KPR subsidi ditujukan khusus bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, dengan syarat batasan penghasilan dan ketentuan kredit yang sudah ditentukan oleh Pemerintah. Ini bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan rumah pertama dengan skema pembayaran yang lebih terjangkau.
Sedangkan KPR non-subsidi tersedia untuk seluruh lapisan masyarakat, tanpa batasan penghasilan tertentu. Meski lebih fleksibel, bank tetap melakukan seleksi ketat berdasarkan kemampuan finansial dan riwayat kredit calon debitur.
3. Ketentuan Kredit dan Suku Bunga
Dari sisi ketentuan kredit, KPR subsidi mengikuti standar yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah, termasuk dalam hal jumlah pinjaman dan suku bunga yang biasanya lebih rendah dan tetap selama tenor berlangsung. Ini memberikan kepastian cicilan dalam jangka panjang.
Sementara itu, pada KPR non-subsidi, bank memiliki keleluasaan untuk menentukan plafon kredit, suku bunga, serta sistem pembayarannya. Biasanya, suku bunga KPR non-subsidi bisa bersifat tetap hanya dalam periode tertentu, kemudian beralih menjadi bunga mengambang sesuai kondisi pasar.
Keuntungan Mengajukan KPR
Ada berbagai keuntungan yang bisa kamu peroleh dari mengajukan KPR untuk membeli rumah, terutama jika ingin memiliki hunian tanpa harus membayar penuh di awal. Dengan skema pembayaran bertahap, kamu bisa mencicil harga rumah sambil menyesuaikannya dengan pertumbuhan penghasilanmu dari waktu ke waktu.
Selain pembayaran bertahap yang memudahkan pembelian rumah, berikut adalah beberapa keuntungan lain dari mengajukan KPR, dikutip dari AESIA (Aset Ekuitas Solusi Indonesia), platform digital resmi milik Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk memfasilitasi pemanfaatan dan optimalisasi aset properti milik negara (AESIA, 2024).
1. Investasi Jangka Panjang yang Menjanjikan
Salah satu keunggulan utama menggunakan KPR adalah kesempatan untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Ketika cicilan rumah sudah lunas, nilai properti yang kamu miliki berpotensi meningkat, apalagi jika lokasinya strategis dan memiliki prospek perkembangan yang baik. Ini tentu bisa menjadi aset yang menguntungkan di masa depan.
2. Uang Muka Lebih Terjangkau
Selain itu, KPR membuat kepemilikan rumah lebih terjangkau karena besarnya uang muka yang dibutuhkan relatif ringan. Umumnya, bank hanya meminta down payment sekitar 20–30 persen dari harga rumah, sehingga kamu tidak perlu menyiapkan dana besar sekaligus.
3. Legalitas Tanah atau Properti Lebih Terjamin
Dari sisi legalitas, kamu juga mendapat perlindungan tambahan. Proses KPR biasanya memastikan bahwa dokumen-dokumen penting seperti sertifikat tanah dan izin bangunan sudah lengkap dan sah secara hukum. Dengan begitu, kamu bisa merasa lebih tenang dan aman dalam proses kepemilikan rumahmu.
Tips Membeli Rumah KPR Agar Lolos Persetujuan Bank
Jika kamu berencana mengajukan KPR, pastikan semua syarat dan dokumen sudah kamu siapkan dengan lengkap. Namun, selain memenuhi persyaratan yang ada, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar pengajuan KPR bisa lolos.
1. Pastikan Syarat dan Dokumen Lengkap
Beberapa syarat dasar yang wajib kamu penuhi antara lain: kamu harus merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Indonesia, berusia minimal 21 tahun, dan memiliki penghasilan tetap. Untuk pegawai, biasanya bank mensyaratkan masa kerja minimal satu tahun, sedangkan bagi profesional atau wiraswasta, dibutuhkan pengalaman kerja minimal dua tahun.
Dokumen yang perlu kamu kumpulkan juga cukup banyak. Beberapa di antaranya adalah KTP (baik kamu sendiri maupun pasangan jika sudah menikah), Kartu Keluarga, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, laporan keuangan untuk wiraswasta, NPWP pribadi (wajib untuk pengajuan di atas Rp100 juta), serta SPT PPh pribadi (untuk kredit di atas Rp50 juta). Kalau membeli properti dari pengembang, kamu juga perlu melampirkan salinan sertifikat induk atau pecahan sertifikat. Untuk pembelian dari perorangan, sertifikat tanah dan salinan IMB harus disertakan.
2. Usahakan Membayar DP Lebih Besar
Besarnya uang muka (DP) juga punya peran besar dalam memperlancar proses persetujuan. Semakin besar DP yang kamu setor, semakin kecil cicilan bulanan yang perlu kamu bayarkan, sehingga bank akan lebih yakin dengan kemampuan finansialmu. Tapi, kalau belum bisa menyediakan DP besar, jangan langsung putus asa. Selama faktor-faktor lain mendukung, pengajuan KPR kamu tetap berpeluang diterima.
3. Jaga Rekam Jejak Kredit Tetap Bersih
Hal lain yang tak kalah penting adalah menjaga reputasi kredit. Bank akan mengecek riwayat pembayaranmu melalui BI Checking untuk melihat apakah kamu rutin dan tepat waktu dalam membayar cicilan atau tagihan, termasuk tagihan kecil seperti PayLater. Riwayat kredit yang bersih akan meningkatkan peluang kamu disetujui KPR-nya.
4. Pastikan Kemampuan Bayar dalam Kondisi Ideal
Selain itu, bank juga akan mengevaluasi seberapa besar kemampuanmu membayar cicilan KPR ke depan. Pendapatan bulanan, total utang, dan cicilan yang sedang berjalan akan diperhitungkan. Idealnya, jumlah cicilanmu tidak melebihi 30% dari total pendapatan bulanan. Kalau rasio kredit kamu antara 30–35%, bank mungkin akan menganggap kondisi keuanganmu sudah cukup ketat, sedangkan jika lebih dari 35%, kemungkinan besar pengajuan akan ditolak. Jadi, ada baiknya kamu membereskan dulu utang-utang lain sebelum mengajukan KPR, supaya rasio kreditmu tetap sehat dan sesuai standar bank.
Simulasi KPR
Berikut ini adalah contoh simulasi perhitungan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk properti dengan harga Rp 1.000.000.000. Misalkan suku bunga yang diterapkan adalah 6% per tahun dengan jangka waktu 15 tahun.
Harga properti yang akan dibeli sebesar Rp 1.000.000.000, dengan uang muka sebesar 20% atau Rp 200.000.000. Artinya, jumlah pinjaman yang akan diajukan adalah Rp 800.000.000. Dengan suku bunga tahunan sebesar 6%, bunga yang harus dibayar setiap tahun adalah sekitar Rp 48.000.000 (6% dari Rp 800.000.000). Sementara itu, angsuran pokok per tahun dihitung dengan membagi jumlah pinjaman dengan jangka waktu 15 tahun, yaitu sebesar Rp 53.333.333 per tahun.
Jika dijumlahkan, total pembayaran per tahun untuk pokok dan bunga adalah Rp 101.333.333. Untuk menghitung pembayaran bulanan, jumlah pembayaran tahunan dibagi dengan 12 bulan, yang menghasilkan sekitar Rp 8.444.444 per bulan.
Simulasi ini memberikan gambaran kasar mengenai pembayaran KPR yang bisa kamu perkirakan, namun jumlah pastinya bisa berbeda tergantung pada suku bunga yang diterapkan oleh bank serta kebijakan lainnya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan pihak bank atau lembaga keuangan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhanmu.
Hal-Hal Penting yang Harus Kamu Perhatikan Saat Membeli Rumah
Membeli rumah adalah keputusan besar yang membutuhkan perhatian ekstra. Ada beberapa aspek penting yang perlu kamu cermati sebelum memutuskan untuk membeli rumah, agar proses pembelian berjalan aman dan lancar, baik itu pembelian dari individu maupun melalui developer.
1. Cek Keabsahan Sertifikat Properti
Jika kamu membeli rumah langsung dari pemilik perorangan, pastikan kamu mengecek keaslian dan kejelasan sertifikatnya. Pastikan dokumen tersebut sesuai dengan kondisi bangunan yang akan kamu beli. Ini penting untuk menghindari potensi masalah hukum di kemudian hari.
2. Periksa Legalitas dan Reputasi Developer
Untuk pembelian rumah dari developer, ada beberapa hal yang harus kamu pastikan. Developer yang profesional biasanya sudah memiliki kelengkapan perizinan, seperti Izin Peruntukan Tanah, ketersediaan prasarana dasar, kondisi tanah yang sudah siap bangun, serta sertifikat tanah minimal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atau HGB induk atas nama developer. Legalitas ini menjadi indikator penting bahwa proyek yang kamu incar aman secara hukum.
3. Kenali Rekam Jejak Penjual
Memahami reputasi penjual, baik individu maupun developer, sangat penting sebelum melakukan transaksi. Hindari pembelian dengan sistem di bawah tangan yang berisiko. Pastikan semua transaksi kamu dilakukan secara resmi, melibatkan notaris, serta jika ada pembiayaan, tercatat melalui bank terkait. Proses yang tercatat dengan benar akan memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat buat kamu.
Akhir Kata
Mengajukan KPR memang membutuhkan persiapan yang matang, mulai dari dokumen hingga kondisi finansial yang sehat. Dengan memahami setiap tahapan serta memenuhi semua persyaratan yang diperlukan, kamu bisa memperbesar peluang untuk mendapatkan persetujuan KPR dengan lebih mudah dan cepat. Oleh karena itu, penting bagi calon pembeli rumah untuk memahami apa saja yang diperlukan saat mengajukan KPR. Selain itu, memilih jenis KPR yang tepat, menjaga riwayat kredit tetap baik, serta memastikan kemampuan membayar cicilan secara ideal, juga merupakan hal-hal penting lain yang perlu kamu perhatikan.
Ingin mengajukan KPR dengan cepat dan mudah? BTN Properti dapat menjadi solusinya. Melalui berbagai program yang ditawarkan BTN Properti, kamu bisa mendapatkan kemudahan dalam memilih, mengajukan, hingga merealisasikan kepemilikan rumah. Selain berbagai program yang disediakan, BTN Properti juga memungkinkan calon pembeli untuk melakukan simulasi KPR untuk mendapatkan estimasi cicilan bulanan, sehingga bisa merencanakan keuangan dengan lebih akurat sejak awal.
Yuk, cek berbagai pilihan KPR menarik dari BTN Properti sekarang dan wujudkan impian memiliki rumah dengan mudah. Kunjungi website kami untuk mengetahui lebih lanjut!
