Keterbatasan lahan di daerah perkotaan sudah menjadi hal yang umum diketahui. Hal ini membuat hunian atau tempat tinggal memiliki keterbatasan untuk membuat taman pada halaman rumah. Sebagian orang mengakali masalah tersebut dengan membuatnya di atas atap rumah.
Dengan ketersediaan atap rumah yang datar, kamu dapat membuat rooftop garden minimalis. Rooftop garden minimalis bisa digunakan untuk bercocok tanam, duduk-duduk, bahkan hanya sekedar untuk menikmati keindahan sekitar.
Ingin tahu bagaimana menciptakan desain taman rooftop minimalis? Yuk, simak artikel di bawah ini!
Key takeaways:
- Keterbatasan lahan dan kebutuhan akan ruang terbuka hijau menjadi pendorong untuk pembuatan rooftop garden pada atap rumah hunian di kota.
- Rooftop garden atau taman atap adalah ruang terbuka hijau yang berada di tingkatan paling atas sebuah bangunan.
- Terdapat beberapa tips untuk membuat rooftop garden minimalis, yaitu pemilihan warna, pemilihan material, penambahan elemen yang menunjang nilai estetika dan fungsional, serta tips-tips lainnya.
- Jika kamu kesulitan untuk membuat rooftop garden minimalis, kamu dapat mencari dan membeli rumah jadi yang sudah memiliki rooftop garden minimalis.
Apa Itu Rooftop Garden atau Taman Atap?
Rooftop garden atau taman atap adalah ruang terbuka hijau yang berada di tingkatan paling atas sebuah bangunan. Rooftop garden atau taman atap biasanya dijadikan tempat untuk membudidayakan tanaman, ruang bermain, tempat duduk santai, dan area hijau.
Selain manfaat dekoratifnya, rooftop garden atau taman atap juga dapat mengembangkan aktivitas bercocok tanam, mengontrol suhu, memberikan manfaat hidrologis, menambah estetika, kegiatan bersantai, dan dalam skala besar memiliki manfaat ekologis.
Seni bercocok tanam di rooftop garden atau taman atap biasanya disebut sebagai rooftop farming (pertanian atap), yang biasanya menggunakan sistem green roof, hidroponik, aeroponik, dan air-dynaponics atau tanaman pot.
Baca juga: Punya Taman dalam Ruangan Tertutup? Ini dia Tipsnya!
Cara Membuat Desain Rooftop Garden Minimalis Sendiri
Berikut adalah cara dan tips untuk membuat rooftop garden minimalis yang dapat kamu ikuti sebagai inspirasi untuk membuat desain rooftop garden minimalis impianmu.
1. Membuat Rooftop Garden dengan Tampilan Terbuka
Rooftop garden atau taman atap identik dengan pemandangan terbuka. Pemandangan dari rooftop garden adalah faktor utama yang dapat membuat rooftop garden menjadi lebih menarik. Dengan begitu, semua elemen desain perlu dipertahankan dan dimaksimalkan.
Dengan desain rooftop garden minimalis yang baik, atap rumah yang kecil akan tetap terlihat lebih luas jika menggunakan konsep terbuka. Hal inilah yang perlu kamu perhatikan saat membuat desain rooftop garden.
Kamu bisa mengganti dinding parapet dengan pagar kaca transparan. Selain kaca transparan, kamu bisa membuat desain rooftop garden minimalis menggunakan pagar besi, kisi-kisi besi, railing, atau pagar tanaman di sekeliling batas atap rumah.
Dengan begitu, desain rooftop garden minimalis akan tetap terbuka dan menambah kesan luas. Namun, jika kamu memang memerlukan privasi dan ingin menghalangi pandangan dari luar ke rooftop garden kamu, tidak perlu terapkan tips ini.
2. Menghindari Efek Cuaca
Dalam membuat desain rooftop garden minimalis, kamu memerlukan investasi atau dana yang tidak sedikit. Karenanya, kamu bisa memaksimalkan desain taman atap minimalis kamu dengan desain yang juga menunjang kenyamanan.
Seperti yang kamu ketahui bahwa di Indonesia, musim hujan dan kemarau bisa memberikan efek pada tubuh kita. Panas yang menyengat dapat membuat kulit terbakar, sedangkan hujan yang deras dapat membuat tubuh kebasahan.
Sehingga hal ini menjadi tantangan untuk mempertimbangkan menggunakan berbagai elemen yang dapat mengurangi tantangan cuaca dengan komponen desain rooftop garden minimalis yang menarik dan sesuai dengan konsep atau gaya interior kamu.
Kamu dapat menggunakan kanopi, payung, atau material kreatif lainnya di rooftop garden minimalis kamu. Selain itu, gunakanlah windscreen atau tanaman yang memiliki fungsi dapat menghalau angin. Hal ini dikarenakan unit-unit di koridor biasanya berangin dan membutuhkan penghalau angin.